Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasKesiswaan

HERI PURWANDA: MAHASISWA UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA ALUMNI MA YAPIS JAKARTA SUKSES MENAMPILKAN TEATER KAMPUS DI TAMAN BUDAYA JAWA TENGAH

 

Jakarta, 03 Januari 2023

Para alumni yang telah menduduki berbagai posisi penting di negeri ini tentu akan menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk  memberikan kepercayaan kepada tempat asal alumni itu menimba ilmu. Terutama dalam hal pilihan tempat menimba ilmu, bisa sekolah, madrasah, pesantren atau tempat perkuliahan  mereka.  Dengan sendirinya tempat menimba ilmu  tersebut akan  tersosialisasikan kepada masyarakat, tanpa harus dilakukan dorongan  yang masif sekalipun.  Tentu akan lain halnya dengan sekolah, madrasah, pesantren tau perguruan tinggi yang alumninya belum banyak berkiprah, di mana ia harus mempromosikan dengan berbagai cara untuk menarik simpati masyarakat dan  memberikan kepercayaan kepada mereka.


Heri Purwanda, mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Said Surakarta, Jurusan Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Adab dan Bahasa, alumni Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah adalah bagian dari alumni yang memberikan kontribusi mengangkat dan mengharumkan nama baik almamaternya. Heri panggilan akrabnya berhasil dengan membanggakan dalam pentas teater Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi.

Banyak kajian menunjukkan fungsi seni teater sebagai salah satu modus komunikasi yang digunakan manusia. Melalui seni teater, manusia dapat mengungkapkan banyak hal, sekaligus menggunakan banyak media untuk mengekspresikannya. Kemungkinan tersebut terbuka lebar, mengingat seni teater memanfaatkan hampir semua media penandaan yang juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu semua peralatan tubuh manusia, serta benda-benda yang menjadi lingkungannya. Saat diproyeksikan ke atas panggung, berbagai media penandaan tersebut relatif tidak banyak berubah. Artinya, seni teater memungkinkan terjadinya proses penandaan atau semiotisasi yang dapat diserap dengan melibatkan semua peralatan indra manusia.

Bertempat di Sasana Taman Budaya Jawa Tengah yang berada di kota Solo, penampilan Heri yang berasal dari Betawi tepatnya  di bilangan Warakas Jakarta Utara, seolah begitu menjiwai peran yang dilokoninya. Seorang Hansip bernama Suparmo, begitu tergilanya dengan  wanita pendatang dengan fisik yang menggoda, yang bernyanyi di kamar mandi.


Respon warga Solo Raya begitu antusias dengan pementasan teater yang digawangi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris Bahasa Indonesia, UIN RADEN MAS SAID Surakarta. Terbukti tiket habis terjual melebihi kuato kursi penonton di Sasana Taman Budaya Jawa Tengah di bilangan Jalan R. Sutami,  sebelah Kampus UNS Surakarta.


Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, cerpen saduran Seno Gumira Ajidharma, memberikan gambaran sosial dan pesan moral kepada masyarakat luas.  Ceritanya seakan memberikan kritik pedas dalam menyoroti masalah yang selama ini ada di masyarakat. Terutama sikap lelaki yang kebanyakan mata keranjang ketika melihat seorang wanita cantik dan seksi dan sering menggoda wanita seksi ketika melintas di depannya. Disini digambarkan banyak lelaki yang berimajinasi kemana-mana ketika mendengar suara wanita bernama Zus.

Terlihat dalam drama ini, kritik sosial terhadap masalah yang terjadi dalam realita sosial masyarakat, terutama masyarakat perkotaan yang moral asusilanya sudah mulai rusak, salah satunya dikarenakan era globalisasi yang masuk ke Indonesia, misalnya dari tontonan televisi yang menyajikan tayangan sensual. Kerusakan moral tersebut bisa dilihat dari banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap kaum wanita akhir-akhir ini, baik di televisi maupun koran. Seperti halnya asap yang berasal dari api, jika api tidak dinyalakan tentu asapnya tidak ada. 

Jika dihubungkan dengan kejadian pelecehan seksual terhadap wanita, kebanyakan terjadinya pelecehan akibat ulah si wanita terlebih dahulu yang memancing hasrat pria untuk melakukan pelecehan, seperti pakaian yang terlalu mini, terlalu sensual, dll. Seperti yang tergambar dalam drama “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” ini, akibat nyanyian seorang wanita ketika mandi, seluruh pria di komplek perumahan menjadi berpikiran macam-macam dan negatif. Jika dihubungkan dengan hadist, memang benar kalau wanita itu dilarang bersuara dengan keras karena akan menimbulkan syahwat. Seperti dalam Islam, wanita dilarang adzan karena suaranya bisa didengarkan oleh lelaki dan ditakutkan akan menimbulkan syahwat.


Heri yang pernah mengemban amanah Ketua OSIS Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah, dengan sempurna memerankan seorang Hansip yang seharusnya memberikan rasa aman dan ketertiban dalam tugasnya, justru memberikan contoh yang kurang baik. Tugas yang diembannya disalah gunakan untuk mencuri kesempatan untuk pribadinya. Sungguh kritik sosial untuk pemangku kepentingan yang lagi menjabat atau mendapatkan kekuasaan, jangan menyalahgunakan amanah yang sedang dijalankannya. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)

1 komentar:

Bottom Ad [Post Page]