Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasosis

KENAKALAN SISWA HARUS DISELESAIKAN SECARA HOLISTIK, LATAR BELAKANG KELUARGA, LINGKUNGAN SAMPAI FASILITAS SEKOLAH ANDIL DALAM KENAKALAN SISWA

Pidato Tentang Kenakalan Remaja

Jakarta, 15 Oktober 201

Kenakalan yang dilakukan oleh remaja yang berstatus sebagai siswa ada dalam keseharian, mulai dari pelanggaran ringan seperti membolos, merokok, berbuat jail sesama teman,  sampai pada kenakalan yang menyebabkan korban seperti perkelahian atau tawuran. Kenakalan tersebut hampir setiap hari kita temukan pada pemberitaan di ibu kota dan kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Palembang. Pada kenyataanya kenakalan tidak hanya sekolah-sekolah kejuruan dengan rekayasa teknik yang mayoritas siswanya adalah laki-laki namun kenakalan siswa juga terjadi di sekolah-sekolah yang berbasis Islam, lebih khusus Madrasah.


Menjadi perhatian dan keprihatinan pihak sekolah/madrasah, bahwa kecenderungan kenakalan siswa dipicu oleh berbagai faktor. Berbagai pertanyaan berkaitan dengan kenakalan yang dilakukan siswa dan faktor-faktor penyebabnya belum dapat diketahui, hal tersebut yang menjadi alasan untuk dilakukan kajian secara mendalam. Maka dalam kajian ini dicoba  untuk mengetahui gambaran tingkat kenakalan siswa, faktor-faktor penyebab kenakalan siswa, dan bentuk-bentuk kenakalan yang dominan di sekolah-sekolah pinggiran semisal Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah.


Bentuk-bentuk kenakalan siswa yang dapat diungkap  adalah: 1). Kenakalan yang menimbulkan korban pada orang lain 2). Kenakalan yang menimbulkan korban materi 3). Kenakalan sosial yang tidak menimbulakan korban di pihak orang lain 4). Kenakalan melawan status.  Kenakalan siswa yang dominan adalah kenakalan dengan bentuk kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban pada orang lain, sebagai contoh membolos di jam sekolah, merokok, berambut panjang atau kenakalan yang merupakan bentuk penyimpangan sosial. Pada suatu penelitian yang dilakukan pada suatu sekolah,  siswa yang dominan melakukan pelanggaran sosial lebih banyak melakukan kenakalan seperti seks bebas, minum minuman beralkohol, dan melanggar berbagai tata tertib sekolah. Tata tertib yang dilanggar antara lain tidak mengikuti sholat berjamaah, membawa handphone ke sekolah dan memiliki gambar porno. 



Perlu kita ketahui bahwa penyebab kenakalan salah satunya adalah keinginan untuk eksis atau diakui. Dari sini mereka mencuri perhatian dengan kenakalan yang dianggap hebat dan tak semua orang bisa melakukannya. Lalu bagaimana mencegahnya? Perlu ada pendekatan seperti obrolan ringan di dalam rumah, konseling di sekolah dan nasihat agama. Dari ketinganya sembari juga kita doakan anak dan remaja kita dijaga oleh Allah SWT. Sembari mengarahkan ke kegiatan yang positif seperti olahraja dan belajar.



Faktor sifat siswa merupakan faktor penyebab kenakalan siswa dengan jumlah tertinggi. Ini berarti sebagian besar siswa memiliki kecenderungan bertindak berlebihan dan faktor lain yang berhubungan dengan faktor pribadi adalah pengen- dalian diri yang rendah. Kedua karakteristik tersebut berkaitan dengan usia siswa, dimana sebagian besar siswa berada pada masa remaja yang sedang mengalami perubahan dan pertumbuhan meliputi fisik, psikososial, dan kognitif. Umumnya siswa memiliki emosi yang meledak-ledak (labil), sulit dikendalikan, melawan dan memberontak, ingin tahun, agresif, mudah terangsang, dan loyalitas yang tinggi. 



Emosi yang labil, sikap yang kritis dan masih sedikitnya pengalaman siswa menyebab siswa memiliki pengendalian diri yang rendah. Siswa cenderung melakukan tindakan ceroboh dan berlebihan. Kenakalan siswa karena faktor ini antaralain membuat kekacauan dan keonaran di kelas, melawan guru, berkelahi, dan tawuran. 



Faktor lain yang menjadi penyebab kenakalan adalah mata pelajaran yang sulit dan berat. Siswa menganggap mata pelajaran yang diberikan sebagai sesuatu yang berat dan membebani. Hal ini kemungkinan menjadi penyebab siswa sering terlambat masuk sekolah dan tingginya jumlah siswa membolos.  Ini kemungkinan dikarenakan siswa malas untuk masuk sekolah dan mengikuti pelajaran. Meskipun sekolah memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh siswa, tetapi sekolah belum bisa menyediakan fasilitas lengkap yang membuat siswa tertarik bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler. 



Fasilitas tersebut seperti lapangan untuk ekstrakurikuler sepak bola dan basket yang menjadi satu. Sedangkan kolam renang untuk ekstrakurikuler renang meng- gunakan kolam renang umum. Siswa lebih memilih menghabiskan waktu sepulang sekolah dengan nongkrong, merokok dan atau bahkan minum minuman beralkohol daripada mengikuti kegiatan ekstrakurikler.



Seringkali penanganan kasus kenakalan siswa hanya bertumpu pada siswa yang melakukan pelanggaran sehinga seringkali penyelesaiannya dalam bentuk hukuman atau skorsing, tanpa melihat sisi lain dari kekuranga sekolah atau madrasah. Kurangnya fasilitas atau arena yang dapat dijadikan siswa untuk beraktifitas bentuk nyata salah satu penyebab kenakalan siswa.



Oleh karenanya sekolah datau madrasah harusnya sudah mulai berbenah diri, tanpa harus menyalahkan 100% pada siswa. Memang betul ada sifat dari siswa penyebab kenakalan itu, namun tu bukan satu-satunya.  Penyelesaian yang holistik kiranya akan mengeliminasi kenakalan siswa. Mudah-mudahan Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah akan selalu berbenah dan melihat kenakalan siswa tidak hanya sepihak, namun dapat melihat sisi-sisi humanis lainnya sehingga siswa akan lebih merasa menjadi bagian bahkan keluarga Madrasah yang kita cintai ini. (Humas MA Yapis)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]