Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasKesiswaan

PERINGATAN HARI GURU TAHUN 2023 DI MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH DILAKUKAN SECARA SEDERHANA NAMUN SYARAT MAKNA

 
Jakarta, 25 November 2023

"Terima kasihku ku ucapkan
pada guruku yang tulus
Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
untuk bekalku nanti

Setiap hari ku dibimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku
Kan ku ingat selalu nasehat guruku
Terima kasihku guruku
Huu.. Huu...

Setiap hari ku dibimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku
Kan ku ingat selalu nasehat guruku
Terima kasihku guruku
Huu...uuu..

Terima kasihku guruku......

Lirik Lagu di atas berkumandang di lingkungan warga Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah, di pagi hari, tempatnya hari Jum'at 24 November 2023. Rupanya siswa Madrasah Pinggiran Teluk Jakarta ini sudah mempersiapkan sesuatu buat Guru tercintanya, untuk memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 November.


Seremonial peringatan Hari Guru mulai membahana, sejak penanggalan masehi memasuki bulan November. Gerakan menghormati dan aktifitas yang menganggap keberadaan guru seolah menjadi kewajiban, melebihi kewajiban menuntut ilmu itu sendiri.

Rangkaian bunga mawar merah lengkap dengan wewangian, kue tar ucapan selamat yang dibeli dengan patungan uang jajan hariannya, yang terkadang diwajibkan oleh keadaan, dengan kesukarelaan, atau juga pura-pura rela,  diberikan kepada guru sebagai penghargaan atas pengabdiannya.


Demikianpun, aktifitas di atas  perlu mendapat apresiasi, bahwa masih ada rasa penghormatan dan penghargaan kepada guru yang selama ini memberikan sumbang saran dalam perkembangan peradaban dunia dengan ilmu tentunya. Apalagi di tengah-tengah perubahan peradaban siswa yang kian mengabaikan jasa-jasa bapak/ibu gurunya.


Guru sebagai garda depan adalah guru yang menjadi suri tauladan seperti slogan yang sudah sangat kita ketahui dan pahami: ing ngarso sung tuladha, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Guru harus menjadi teladan di garda depan, memberikan inspirasi dan kekuatan mental dalam kebersamaan anak didiknya, dan selalu  memberikan ketulusan dukungan  mental dan material saat anak didiknya mempunyai inisiatif, kreatifitas dan ide gagasan yang terkadang aneh menurut sudut pandang guru.


Maka tuntutan agar guru menjadi sosok tauladan dan memberikan ketauladanan adalah suatu kepastian dan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Keteladanan yang diharapkan baik dalam ucapan, sikap dan perbuatan. Bersikap santun, lemah lembut dan pemaaf sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sesuai dengan penerapan dan tuntutan situasi masing-masing.

Konsep ngangsu kaweruh, dalam filosofi Jawa memberikan ruang dan waktu yang tak terbatas kepada guru untuk menjadi manusia pembelajar. Konsep Iqro, dalam ajaran Islam adalah awal perubahan peradaban, seperti Sang Suri Tauladan Muhammad SAW, yang terus berguru kepada Jibril sampai terbentuknya pribadi yang sempurna, dan bermakna untuk kalangan pendukung atau lawannya.


Refleksi diri begitu pentingnya, sampai guru dapat membangun cakrawala berpikir, baik sebagai sumber ilmu atau subyek yang haus akan asupan kaweruh, baik yang mendewasakan cara berpikir  dan mendewasakan cara bertindak, meminjam teori bloom, ranah kognitif dan ranah afektif.


Penting bagi guru untuk selalu belajar sampai akhir hayat, agar asupan kaweruh terus bersinergi menjadi sumber mata air ilmu yang tak akan kering, seperti sumur air zam-zam tidak akan kering, walaupun setiap saat dan waktu air zam-zam dimanfaatkan oleh seluruh warga dunia. Begitulah seharusnya guru, tak akan kering ilmu yang dikuasai walupun beribu bahkan berjuta anak didiknya mengambil ilmu miliknya.


Ketulusan dan keridhoan guru sangat membantu proses tranfer pengetahuan plus kepribadian kepada anak didik. Tak sedikit guru yang berada di daerah terpencil, jauh dari peradaban teknologi, tidak bisa belajar digital, tidak menggunakan pendingin dalam proses pembelajarannya, terkadang menggunakan alat tulis yang berasal dari alam, batu kapur misalnya, dapat menghantarkan anak didiknya menuju kedewasaan yang hakiki, kedewasaan yang dapat menghargai pengorbanan, dapat berbagi dalam kekurangan, bisa merasakan penderitaan orang lain walupun dalam kesuksesan dan kemewahan.


Ketulusan dan keridhoaan guru juga dapat memberikan rasa tenang dan damai, kebebasan dan kemerdekaan yang hakiki, saat lelah jasad ini sirna dengan perilaku anak didik yang qurrota'ayun, iso mikul dhuwur lan mendhem jero wong tuwo, karena sejatinya guru adalah orang tua bagi anak didiknya.


Pun demikian, guru masih harus tetap berjuang atas dirinya, agar bisa bebas secara financial, ora dremimis, yang akhirnya hanya berujung kepada penurunan harkat dan martabat, baik sebagai guru maupun manusia. Kalaupun Allah takdirkan guru menjadi orang kaya atau lebih dibandingkan sesamanya itu bukan tujuan, namun takdir yang harus dijalani, toh sejatinya kecukupan materi dan imateri itu hak dari seluruh makhluk Allah yang diberikan hak untuk memilih. Selamat Hari Guru Nasional, teruslah Ngangsu Kaweruh, dan beriqro'lah. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)

1 komentar:

  1. Selamat hari guru.....smoga anak didik MA Yapis menjadi anak yg cerdas dan berakhlak baik....

    BalasHapus

Bottom Ad [Post Page]