Post Page Advertisement [Top]

ArtikelKurikulum

UJIAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA KELAS XII MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH TAHUN PELAJARAN 2023-2024

 

Jakarta, 31 Januari 2024

Kelas XII Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah  Jurusan IPA, dan Jurusan IPS yang mengambil mata pelajaran Kimia Lintas Minat wajib melakasanakan ujian praktikum  sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir madrasah yang akan dilaksanakan pada akhir bulan Maret 2024. 

Ujian praktek untuk mata pelajaran kimia, akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang akan diterbitkan oleh pihak madrasah melalui Bidang Kurikulum. Untuk mempermudah pelaksanaan ujian praktikum mata pelajaran kimia, berikut disajikan langkah-langkah yang harus dipahami oleh seluruh peserta ujian praktik yang diikuti oleh seluruh peserta didik kelas XII.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Pelajari Materi Ujian Praktik Mata Pelajaran Kimia (Materinya adalah Hidrolisis Garam)

2. Cari literari yang terkait hidrolisis garam sebagai landasan teori.

3. Lakukan pengamatan terkait contoh-contoh praktikum kimia materi hidrolisis garam

4. Persiapkan Alat dan Bahan dengan berbagi tugas dengan anggota kelompok.

5. Kelompok akan ditentukan oleh Guru Bidang Studi Kimia

6. Seluruh rangkaian praktikum harus divideokan sebagai bukti kerja yang harus diupload

7. Mekanisme upload ke youtube silahkan mengubungi Bapak Prayogi Mujahidin Akbar

8. Setiap Kelompok wajib membuat laporan tertulis dengan format yang pernah diajarkan

9. Selamat bekerja.

LINK TUTORIAL UJIAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA

(Pengampu Mata Pelajaran Kimia, Bapak Basuki, S.Si)

Contoh Laporan Praktikum Kimia, Alat, Bahan, Prosedur Kerja, Pembahasan disesuaikan dengan Praktikum yang Ananda Lakukan!

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM

 

I.                   TUJUAN

Untuk mengetahui sifat garam yang mengalami hidroksida garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah.

 

II.                DASAR TEORI

Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara ion – ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - ) dari garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada dasranya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian).

 

Ada dua macam hidrolisis  :

 

1.      Hidrolisis parsial / sebagian

(Jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)

 

2.      Hidrolisis Total

(Jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).

 

Catatan : garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.

 

Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.

 

1.      Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat

Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.

 

Contoh :

-          Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi Hdan Cl- . Masing – masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

 

KCl (aq) → K+(aq) + Cl-(aq)

K+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

 

2.      Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah

Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH < 7.

 

Contoh :

-          Amonium klorida (NH4Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH3. HCl akan terionisasi sempurna menjadi H+ dan Cl-sedangkan NH3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH- . Anion Cl- berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH4+ berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.

 

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)

 

Reaksi hidrolisis dari ammonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H3O+) yang bersifat asam (pH < 7). Secara umum reaksi ditulis :

BH+ + H2O → B+ H3O+

 

3.      Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).

 

Contoh :

-          Natrium asetat (CH3COONa) terbentuk dari asam lemah CH3COOH dan basa kuat NaOH. CH3COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH3COO- dan Na+. Anion CH3COO- berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedankan kation Na+ berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.

CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)

Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)

 

Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini mengahsilkan ion OH- yang bersifat basa basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis :

A-       + H2O → HA + OH-

 

 

 

 

4.      Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah

Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.

 

Contoh :

-          Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah NH3 akan terbentuk garam NH4CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H+ dan CN- sedangkan NH3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+dan OH- . Anion basa CN- dan kation asam NH4+ dapat terhidrolisis di dalam air.

 

NH4CN(aq) → NH4+(aq) + CN-(aq)

NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)

CN-(aq) + H2O(l) → HCN(aq) + OH-(aq)

 

Sifat larutan bergantung pada kekuatan relative asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb).

-          Jika Ka < Kb (asam lebih lemah daripada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.

-          Jika Ka > Kb (asam lebih kuat daripada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam.

-          Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.

 

III.             ALAT DAN BAHAN

-          Pipet teets

-          Plat tetes

-          Larutan NH4Cl 0,1 M 10 ml

-          Larutan NaOH 0,1 M 10 ml

-          Larutan HCl 0,1 M 10 ml

-          Larutan Nacl 0,1 M 10 ml

-          Kertas lakmus biru 4 lembar

-          Kertas lakmus merah 4 lembar

 

IV.             PROSEDUR KERJA

1.      Dimasukkan larutan NaCl 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus merah.

2.      Dimasukkan larutan HCl 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus merah.

3.      Dimasukkan larutan NH4Cl 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus merah.

4.      Dimasukkan larutan NaOH 0,1 M ke plat tetes, uji dengan lakmus biru dan lakmus merah.

V.                HASIL PENGAMATAN

 

Larutan

Perubahan warna

Sifat

Lakmus merah

Lakmus biru

NaCl

Merah

Biru

Netral

HCl

Biru

Biru

Basa

NH4Cl

Merah

Merah

Asam

NaOH

Merah

Merah

Basa

 

VI.             PEMBAHASAN

1.      Larutan NaCl tidak merubah warna kertas lakmus sehingga sifat garamnya netral. Larutan NaCl terdiri dari asam kuat dan basa kuat.

2.      Larutan HCl merupakan larutan bersifat asam karena tergolong asam kuat. Seharusnya kertas lakmus biru dan merah berubah menjadi merah namun sebaliknya malah menjadi biru, dikarenakan kesalahan pada larutan.

3.      Larutan NH4Cl berasal dari NH4OH yang merupakan basa lemah dan HCl asam kuat, sehingga NH4Cl yang terbentuk bersigat asam.

4.      Larutan NaOH merupakan larutan yang bersifat basa karena tergolong basa kuat. Seharusnya kertas lakmus biru dan merah berubah menjadi biru namu sebaliknya malah menjadi merah, dikarenakan kesalahan pada larutan.

 

VII.          KESIMPULAN

Dalam percobaan seharusnya dihasilkan larutan HCl yang bersifat asam dan NaOH yang bersifat basa. Namun dalam percobaan yang dilakukan, terdapat kesalahan. Sehingga Larutan HCl yang seharusnya bersifat asam teridentifikasi basa dan larutan NaOh teridentifikasi asam Kesalahan mungkin disebabkan karena larutan yang tertukar.

 

VIII.       DAFTAR PUTAKA

http://erisa11.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-hidrolisis-garam.html

 

http://nyemania.blogspot.co.id/2014/04/laporan-praktikum-hidrolisis-garam.html

 

http://finasiliyya.blogspot.co.id/2016/04/kimia-laporan-praktikum-hidrolisis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]