Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasKesiswaan

KURIKULUM ENTERPRENEUR MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH TERASA SEWAKTU KULIAH: KISAH INSPIRATIF HERI PURWANDA

 

Jakarta, 13 Februari 2024
Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan bergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu (dalam Fatimah, 2008). Kemandirian berasal dari kata “Autonomy” yaitu sebagai sesuatu yang mandiri, atau kesanggupan untuk berdiri sendiri dengan keberanian dan tanggungjawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan kewajibannya guna memenuhi kebutuhannya sendiri. Kartono (2000). Kemandiriam merupakan suatu sikap otonomi bahwa seseorang secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Reber (dalam Fatimah, 2008).

Pengertian kemandirian di atas begitu pas menggambarkan perjalanan studi seorang mahasiswa Heri Purwanda. Nama yang tidak asing bagi Alumni Madrasah Aliyah YAPIS (MA YAPIS) Al-Oesmaniyyah, empat tahun yang lalu. Alumni yang pernah menjabat Ketua OSIS masa bakti 2020-2021, begitu merasakan pembelajaran di madrasah pinggiran ini, yang begitu menanamkan jiwa kewirausahaan, sejak kelas awal.

Perjalanan hidup yang mendewasakannya, menjadi pembelajaran sejati dalam menapaki sebagian takdirnya. Tertolak di Data Terpadu Kerawanan Sosial (DTKS), Kementrian Sosial Republik Indonesia, Mahasiswa Tadris (Pendidikan) Bahasa Indonesia Universias Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta harus merelakan tidak terdaftar menjadi penerima manfaat Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). KJMU merupakan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dikhususnya, bagi mahasiswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), namun terkendala pembiayaan.

Tempaan kurikulum MA YAPIS Al-Osmaniyyah yang memberikan pembekalan enterpreneur menjadikan jiwa Heri, sapaan akrabnya menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, ulet dan tak kenal kata putus asa. Di sela-sela kesibukaanya, mahasiswa yang dapat mempertahankan IPK 3,72 ini, membuka usaha mandiri berbagai jajanan, diantaranya roti maryam, roti bakar dan rujak cireng. Jiwa enterprenuernya begitu menonjol, tidak sekedar mendapatkan cuan buat kebutuhannya, namun yang lebih hebat adalah membangun kemandirian.

Kini, Pria asli Tanjung Priok ini tinggal menunggu jadwal sidang skripsi penanda akhir dari pembelajaran tingkat strata satu. Pria yang mempunyai hobi naik gunung ini sangat bersyukur karena mendapatkan bekal kecakapan hidup sewaktu menuntut ilmu di Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah. Madrasah Pinggir Teluk Jakarta ini memberikan pembelajaran yang syarat makna dan pengalaman hidup. (Humas MA YAPIS Al-Oesmaniyyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]