Post Page Advertisement [Top]

ArtikelHumasLayanan

MEMAKNAI ESENSI IDUL FITRI 1445H: KEBEBASAN MENDAPATKAN LAYANAN PENDIDIKAN YANG BERMARTABAT BAGI WARGA MADRASAH ALIYAH YAPIS AL-OESMANIYYAH

Jakarta, 16 April 2024

Idul Fitri 1445 Hijriah,  bagi umat Islam perlu direnungkan kembali. Idul Fitri menjadi hari yang ditunggu-tunggu umat muslim setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan selama satu bulan. Selain melaksanakan ibadah puasa, umat islam juga melaksanakan rangkaian ibadah lain, seperti berbagai shalat sunnah, tadarus al-Qur’an, shadaqah, dan lain sebagainya ketika bulan Ramadhan.


Maka dari itu, umat Islam di bulan Syawal digolongkan oleh Allah sebagai orang yang mendapat kemenangan dan kembali ke fitrahnya semula (Ied al-Fitri), ja’alana Allah wa iyyakum min al-‘adin wal-faizin wa adkhilna waiyyakum fi zumrati ibad al-shalihin.


Nilai Idul Fitri bisa dimaknai sebagai pembaharu aktifitas selama satu tahun ke depan. Pengumpulan energi spiritual selama satu bulan penuh merupakan model energi terbarukan. Energi yang dapat menjadi amunisi perjuangan dalam melayani seluruh elemen terkait dalam hal ini lembaga pendidikan.


Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah  mengambil peran penting dari pelayanan seluruh eleman terkait, baik peserta didik, pendidik, tenaga pendidik, pengelola, yayasan atau siapun pihak yang mempunyai keberpihakan terhadap pentingnya pendidikan umat. Pun demikian Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah sebagai institusi pendidikan Islam selayaknya menjadi pioner atau menjadi model Pendidikan Islam yang ideal.


Konsep Pendidikan Islam yang mengartikulasikan dan mengaktualisasikan sifat dasar manusia (Human Nature), dimana Islam di turunkan oleh Allah justru untuk mengembalikan sifat dasar manusia itu; Konsep Pendidikan  Islam menanamkan cita-cita untuk melepaskan diri dari segala bentuk penindasan oleh orang-orang yang kuat terhadap orang yang lemah. Membebaskan manusia dari kebodohan dan kemiskinan serta keterbelakangan. KOnsep inilah yang menjadi inspirasi Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah dalam melanjutkan perjuangan para pendiri dan pendahulu madrasah. Pendidikan Islam seharusnya sudah mengedepankan pendekatan humanisme dan jauh-jauh meninggalkan hegemoni kapitalisasi pendidikan..


Budaya kapitalis telah merambah dunia pendidikan. Dunia pendidikan tidak luput dari kekejaman kapitalisme yang cenderung hanya bicara uang dan keuntungan materil. Pendidikan dikuasai oleh pemilik uang, orang kaya menjadi kelompok elit dalam dunia pendidikan. Sementara kelompok miskin menjadi kelompok termarginalkan yang hanya menjadi penonton. Budaya yang muncul dalam pendidikan adalah budaya yang cenderung mengajarkan sikap hedonism, materialism, pragmatism dan budaya serba instan. 


Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah diharapkan memberikan nuansa kontradiktif dengan kapitalisasi pendidikan. Madrasah harus terus memberikan ruang dan kesempatan bagi siapapun untuk dapat mengembangkan potensi pribadi untuk maju, tanpa melihat status dan strata sosial. Madrasah Aliyah YAPIS Al-Oesmaniyyah harus mempunyai keberpihakan pada masyarakat miskin kota yang selama ini hanya sebagai obyek politik kapitalis yang selalu termarginalkan.


Ke depan Madrasah pinggiran ini, harus bisa menjadi model institusi pendidikan yang humanis, mengedepankan moralitas dan karakter universal.  Pendidikan yang  memberikan pondasi pada setiap peserta didiknya untuk dapat melanjutkan cita-cita universal yang telah diajarkan Muhammad Rosulullah SAW. 


Teruslah berjuang, sinergikan seluruh elemen, karena sejatinya satu bulan penuh energi terbarukan telah terkumpul dengan baik. Momen Idul Fitri telah memberikan nuansa kemajuan dan humanisme yang luar biasa. SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1445 H, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum (Humas MA YAPISAl-Oesmaniyyah) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]